Menyemai Berkah Hingga Asia Tenggara #2

Part 2 – Vietnam

Perjalanan menemukan generasi penuh berkah di berbagai belahan negara Asia Tenggara (ASEAN) dimulai. Ditemani tokoh pedidikan ASEAN, Dr. Sukree Langputeh, kami menyambangi komunitas muslim yang tersebar di berbagai negara. Dan negara pertama yang kami kunjungi adalah Vietnam.

Vietnam, bernama resmi Republik Sosialis Vietnam adalah negara paling timur Asia Tenggara. Vietnam berbatasan dengan Republik Rakyat Tiongkok di sebelah utara, Laos di sebelah barat laut, Kamboja di sebelah barat daya dan di sebelah timur terbentang Laut China Selatan. Negara ini menganut sistem pemerintahan sosialis.

Populasi muslimnya kurang dari 100 ribu jiwa dari total penduduk sekitar 84 hingga 100 juta jiwa. Perkembangan dakwah Islam masih tergolong tidak menggembirakan. Sejak 15 hingga 20 tahun terakhir, ada 8 – 10 orang ulama muda jebolan kampus-kampus Islam ternama di luar negeri menetap di sana. Para ulama ini pulang kampung dengan niat untuk membangun negeri. Tetapi mereka tidak dapat berkiprah di kampung halaman sendiri.

Masalahnya bukan karena tekanan luar, atau hilangnya persaudaraan dan kekompakan para ulama tersebut. Namun karena dipengaruhi dinamika sosial yang ada. Kaum tua yang merasa paling benar, lalu mempengaruhi masyarakat dan menyebarkan image, bahwa anak-anak muda muda tersebut adalah orang-orang sesat yang harus dijauhi. Mereka tidak punya tempat walaupun hanya sekedar imam shalat, apalagi akan punya lembaga pendidikan bermutu yang mereka butuhkan untuk masa depan yang lebih baik. Sementara kaum tua tetap ‘kekeuh’ dengan warisan yang mereka terima.

Sebagai saudara tua, tampaknya tantangan kita bukan sekedar memberi peluang anak-anak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Tetapi juga memberikan jembatan sejak awal agar mereka kelak dapat diterima sebagai penerang dalam kehidupan masyarakat di sana, yang secara sosial, ekonomi dan politik masih terpinggirkan.

***

Di negara ini, kami menemukan dua putra terbaiknya yang punya tekad luar biasa. Namanya Ibrahim Asy’ari dan Muhammad Asnawi. Salah satu pelajaran berharaga yang bisa diambil dari mereka adalah tentang kegigihan dalam berjuang menyingkirkan tantangan. Tidak mudah untuk sampai di rumahnya karena mereka tinggal di perbatasan Kamboja. Vietnam dan Kamboja pernah lama bersengketa dan terlibat perang yang merenggut banyak harta dan jiwa. Tentu tidak mudah bagi penduduk maupun pemerintah dua negara tersebut untuk melupakan persengkataan itu.

Salah seorang kawan bahkan sempat marah kenapa pergi ke tempat tersebut? Karena itu adalah daerah merah yang jika anda tertangkap, maka akan panjang ceritanya. Alhamdulillah wabini’matihi tatimmus shalihat, tantangan ini berhasil dilewati.

Tantangan berikutnya adalah menaklukkan phobia keluarga besarnya tentang ulama muda Islam yang setelah kembali dari belajar di kampus2 Islam ternama luar negeri yang dianggap sesat. Orang tuanya menginginkan anaknya bisa memahami agama dengan benar dan juga penghafal Al-Quran. Mereka bahkan dikeluarkan oleh keluarganya dari sekolah pemerintah agar bisa belajar agama dan menghafal AlQuran dengan lebih serius.

Alhamdulillah, tekad mereka berdua semakin kuat, dan ayah serta ibu mereka mulai tercerahkan. Insya Allah Ibrahim dan Muhammad akan menjadi siswa Ar Risalah angkatan pertama yang berasal dari Vietnam untuk tahun ajaran 2020/2021.

Mission Vietnam selesai. Berikutnya adalah Cambodia.

*Catatan Ustadz Muhammad Saleh Zulfahmi, Lc., MA – Pimpinan Perguruan Islam Ar Risalah
Editor: Harun AR

#PPDB Luar Negeri #Arrisalah keren #Ayo masuk Arrisalah