
Padang, arrisalah.sch.od- Perguruan Islam Ar Risalah Padang Sumatera Barat menetapkan status karantina (lock down) bagi seluruh Keluarga Besar Ar Risalah, baik siswa/i maupun pengasuh, guru, dan karyawan. Keputusan ini dinilai sebagai pilihan terbaik untuk mengantisipasi persebaran wabah virus corona (Covid-19) yang kini sudah menjadi pandemi global. Aktivitas tetap berjalan normal dan siswa tidak dipulangkan.
Hal tersebut ditegaskan oleh Pembina Yayasan Waqaf Ar Risalah, Ustadz H. Irsyad Syafar, Lc., M.Ed. dalam apel Jum’at pagi (20/3/2020) di hadapan seluruh siswa/siswi, guru, dan karyawan. Keputusan ini diambil setelah melalui koordinasi yang cukup panjang yang melibatkan banyak pihak. Karena memulangkan siswa yang berasal dari berbagai daerah, lintas provinsi dan negara justru lebih beresiko, karena tidak ada jaminan siswa yang kembali akan steril.
“Saat ini pilihan yang tepat untuk menghentikan persebaran virus Corona adalah dengan cara karantina, memutus mata rantai persebaran virus ini dengan menghindari aktiviras berpergian, berkumpul, atau kegiatan di luar rumah. Maka virus ini tidak akan bisa dihentikan, jika semua orang tidak mengindahkan arahan ini, ” kata Ustadz Irsyad dalam amanatnya.
Ustadz Irsyad menyebutkan terkait kebijakan pesantren, baik di Sumatera maupun Jawa, saat ini ada dua pilihan. Ada yg meliburkan siswa, ada yg tetap di asrama dan tidak libur. Bagi pesantren yang tidak meliburkan santrinya, berada di asrama justru karantina terbaik. Mereka belum terkena sama sekali, dan berada dilingkungan yang masih bebas virus. Dengan syarat, tidak ada yang keluar-keluar, dan bagi yang masuk harus dijaga dengan ketat.
“Setiap ustadz, ustadzah dan karyawan yang keluar masuk harus disiplin menjaga diri, baik selama di sekolah, maupun saat di rumahnya. Dan selama PBM, ditiadakan berbagai bentuk sentuhan dan jaga jarak sosial antara guru dan anak-anak,” tegasnya.
“Instruksi libur sekolah sejatinya adalah upaya karantina agar anak-anak tidak keluar rumah. Dan asrama kita sudah dikondisikan untuk itu. Walaupun kita tidak bisa menjamin anak-anak seratus persen tidak akan sakit. Tapi inilah usaha manusiawi kita. Sebagaimana orang tua juga tidak bisa seratus persen menjamin anak-anak akan aman, karena para orang tua jua beraktivitas di luar dan berinteraksi dengan orang lain,” terangnya lagi.
Sejumlah SOP telah disiapkan oleh Yayasan Waqaf Ar Risalah dan perguruan. Seperti pemasangan blokade di semua akses masuk, kecuali pintu utama, mempertahankan siswa di lingkungan Ar Risalah, semua karyawan/guru, dan tamu yang masuk ke dalam kawasan Ar Risalah harus melalui proses pengecekan suhu tubuh di pos SSA, penyemprotan disinfektan ke semua titik di sekolah, kantor, dan asrama setiap hari, menggulung karpet masjid, menyediakan hand sanitizer, mengganti finger print dengan eye scan, menghentikan masuknya jajanan (kudapan) dari luar, dan sejumlah upaya pencegahan lainnya. (*)