Kunjungan Pengelola GNOTA ke Siswa Penerima GNOTA

Padang (21/12/21)- Pengelola program beasiswa Gerakan Orang Tua Asuh (GNOTA) Yayasan Waqaf Ar Risalah berkunjung kekediaman salah seorang siswa yang merupakan salah satu penerima beasiswa GNOTA di Bungus, Padang Sumatera Barat. Menempuh jalan kurang lebih 40 kilo meter yang menghabiskan waktu sekitar satu stengah jam dari kampus Perguruan Islam Arrisalah, tim sampai dikediaman bapak Ali Wijaya selaku orang tua wali murid dari Rian Wijaya. Kunjungan kali ini bertujuan untuk silaturrahmi dengan penerima beasiswa Gerakan Orang Tua Asuh, sekaligus melihat lansung kondisi keluarga siswa terkait. Selain itu tim pengelola juga menyempatkan pengambilan video untuk kebutuhan profile dari Rian Wijaya selaku penerima beasiswa, yang harapannya dapat dijadikan contoh dan dapat memotivasi pelajar lainnya untuk tetap semangat belajar walaupun dalam tekanan.

Rian adalah anak ke 5 dari 5 bersaudara, ayahnya bapak Ali Wijaya sehari-hari berprofesi sebagai nelayan perorangan tamatan SMP yang perahunya baru-baru ini rusak terhempas ombak batuan karang. Sedangkan ibu Rian yang hanya tamatan sekolah dasar berprofesi sebagai ibu rumah tangga, sesekali kenalan beliau mengajak untuk bekerja membuat kue atau berjualan kue kecil-kecilan. Walaupun dengan latar belakang pendidikan hanya sekolah menengah, bapak Ali sangat mendorong anak-anaknya untuk sekolah sampai keperguruan tinggi, walaupun beberapa dari kakak Rian harus berhenti sekolah karna terhalang biaya sehingga Rian adalah harapan terakhir dari ibu dan bapaknya. “Walaupun saya hanya tamatan SMP, saya mengharuskan anak-anak untuk sekolah dan kalau bisa sampai perguruan tinggi. Terutama umtuk ilmu agama yang minim sekali didapatkan oleh anak-anak jaman sekarang. Sehingga dapat membentuk karakter dan nilai-nilai Islam didalam diri anak-anak yang jujur, sopan dan baik tingkah lakunya. Dulu kita juga pernah tinggal dilingkungan yang buruk pergaulannya, tapi Alhamdulillah karna anak diajarkan ilmu agama dari kecil tidak terkontaminasi dengan hal-hal negative yang lumrah dan dinormalisasi. Karna itu penting sekali ilmu agama ini” tutur bapak Ali ketika menceritakan perjalanan hidupnya.

Hidup dalam kesederhanaan Rian tinggal dengan orang tua dan saudara-saudarinya dirumah kayu seluas 7*9 diatas tanah yang merupakan hibah dari orang tua dari bapak Ali. Rumah tersebut dibangun dari bantuan BAZNAZ dan bantuan pemerintah, kayu-kayunya berasal dari kayu bekas yang dikumpulkan pak Ali. Kurang lebih keluarga pak Ali sudah tinggal selama 20 tahun disana. Ibu dari Rian berlinang air mata saat menyampaikan harapannya untuk Rian tetap bisa melanjutkan sekolah dan tumbuh menjadi anak yang baik juga berpendidikan. Orang tua Rian sangat memiliki perhatian khusus terhadap pendidikan dan karakter anak-anak mereka walaupun latar belakang pendidikan dan ekonomi mereka dikategorikan kurang mampu. Harapan dari dilakukannya kunjungan ini adalah agar Rian tetap termotivasi dan semangat untuk menyelesaikan pendidikannya di Perguruan Islam Ar Risalah, dan sebagai bentuk dukungan juga perhatian dari Yayasan terhadap keberlanjutan pendidikan siswa-siswi baik yang mampu maupun kurang mampu.